Profil
Sekolah SMK N 1 ROTA Bayat
|
|
Kegiatan Siswa
|
00:34 SMK Negeri 1 ROTA
Bayat No comments
Lapangan hijau yang biasanya terpapar teriknya matahari itu kini
terlindung oleh deklit hijau yang berdiri kokoh diatasnya. Ratusan kursi
ditata begitu rapinya menghadap kearah GSG. Ruangan yang dulunya begitu luas
itu kini bertahta sebuah panggung dengan hiasan bunga-bunga cantik dari gelas
aqua. Disekelilingnya terdapat kursi tamu undangan yang berhadapan dengan
Gamelan jawa. Sementara pada Background kita dapat mengetahui bahwa segala
kemegahan itu ada untuk memeriahkan ulang tahun sekolah SMK N 1 ROTA Bayat yang
kedua. Ya. Pada tanggal 17 Desember 2011 SMK telah menginjak usia yang relatif
masih muda. 2 tahun. Dan telah kita ketahui...
23:17 SMK Negeri 1 ROTA
Bayat No comments
Biasanya, program kompetensi yang dibuka pada suatu sekolah
menengah kejuruan (SMK) tergantung pada potensi alam daerah tersebut. Di daerah
Jawa Tengah, banyak SMK memasukkan keahlian batik sebagai kompetensi kajiannya.
Seperti yang terdapat pada SMKN 1 Rota Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Program
kompetensi batik di SMK tersebut telah mampu menghasilkan produk-produk
berkualitas yang punya daya jual. Produk-produk ini mereka tampilkan dalam
Pameran Produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2010 di Jakarta Convention Center,
pekan lalu. "Selama dua hari pameran pendapatan kami telah mencapai Rp20
juta," klaim Guru SMKN 1 Rota, Bayat, Klaten, Jawa Tengah...
21:13 SMK Negeri 1 ROTA
Bayat No comments
SEMARANG-Lulusan SMK selalu dipersiapkan untuk bekerja. Tetapi
kini selain siap bekerja, mereka juga harus dapat menciptakan lapangan kerja
sendiri dengan berwirausaha. Seperti halnya SMK Negeri 1 ROTA Bayat Klaten yang
menyiapkan siswanya untuk mengembangkan sentra batik dan keramik. Sekolah yang
berdiri tahun 2009 atas bantuan gempa dari Pemerintah Qatar melalui Titian
Foundation dan bekerja sama dengan Pemkab Klaten ini, dibangun untuk mengangkat
sentra kerajinan daerah tersebut. SMK Negeri 1 ROTA Bayat memiliki dua jurusan,
yaitu KRIA TEKSTIL dan KRIA KERAMIK. ‘’Memang sengaja hanya dua jurusan, karena
fokus yang hendak dikembangkan...
22:49 SMK Negeri 1 ROTA
Bayat No comments
Ines Wardani (16) hanyalah siswa biasa di SMKN 1 ROTA Bayat,
bersepeda lebih dari 15 km setiap hari untuk sekolah, tidak mampu melanjutkan
pendidikan tahun lalu karena masalah keuangan. Dia punya kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan melalui beasiswa Yayasan Titian. Dia telah berubah
menjadi seorang siswa yang terkenal di Klaten. Semua orang membicarakan tentang
dirinya dan ingin bertemu dengannya sejak Januari 2011 ketika ia diumumkan
sebagai salah satu wakil PJI untuk FIE (El Foro Internacional De Forum
Emprendedores / Internasional Pengusaha) di Argentina. PJI (Prestasi Junior
Indonesia: http://www.prestasijunior.org) adalah...
22:23 SMK Negeri 1 ROTA
Bayat No comments
Kompetisi tahunan Student Company (SC) Competition 2011 akhirnya
dimenangkan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 26 Jakarta. Juara kedua
diraih SMAN 1 Bogor, Jawa Barat dan ketiga direbut SMKN 1 ROTA Bayat, Klaten,
Jawa Tengah. Sementara kategori penampilan terbaik didapat SMKN 1 ROTA Bayat
Klaten, dan kategori Profil Video Perusahaan Favorit diraih SMKN 26 Jakarta,
serta pemenang Business Solution Challenge diperoleh SMKN 8 Jakarta. Menurut
Direktur Prestasi Junior Indonesia (PJI) Robert Gardiner, belum lama ini, lomba
tersebut dimaksudkan untuk mengasah kemampuan siswa dalam berwirausaha.
Kompetisi yang keempat kalinya ini...
09:16 SMK Negeri 1 ROTA
Bayat No comments
Serombongan perempuan dan laki-laki mengenakan busana paduan
dari kain batik dan tenun tangan. Kain batik atau tenun dijadikan rok selutut
atau semata kaki, lalu dipadukan dengan selendang batik atau tenun yang
digunakan untuk menutup bahu dan disimpul membentuk pita di depan dada. Sungguh
unik dan etnik. Mereka membawa kain batik panjang dengan motif flora karya
sendiri yang dibentangkan sambil berlenggak-lenggok di atas panggung. Karya
para pelajar SMK Negeri 1 ROTA Bayat yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan
Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini mengingatkan Lily Kasoem akan
Kenzo—perancang busana kenamaan asal Jepang—yang...tinggal di Paris, Perancis,
dan selalu memasukkan ciri khas negaranya pada karya-karyanya.\
Menurut pemilik usaha Lily Kasoem Optical ini, anak-anak dari Bayat ini pun bisa menjadi Kenzo-Kenzo di masa depan. Sarana untuk membantu anak- anak dari pelosok Bayat meraih mimpinya ini telah disediakan berupa sekolah yang representatif.
SMK Negeri 1 ROTA Bayat, dilihat dari fisik gedungnya, tidak kalah dari sekolah internasional yang ada di kota-kota besar. Ruang kelas berkondisi nyaman dengan banyak jendela besar membuat kelas terang dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Fasilitas pun lengkap.
Sekolah yang membuka dua jurusan ini, yakni tekstil dan keramik, menyediakan dua bengkel kerja. Di bengkel kerja keramik, siswa dapat praktik membuat keramik dengan teknik putaran tegak maupun miring yang menjadi ciri khas Bayat.
Profesor Chitaru Kawasaki, yang bertahun-tahun meneliti teknik putaran miring Bayat karena hanya satu-satunya di dunia ini, siap mendampingi siswa setelah didapuk sebagai guru tamu. Teknik pewarnaan, dekorasi gerabah, dan pembakaran dengan tungku tradisional juga dipelajari siswa di bengkel kerja ini.
Karya siswa yang baru empat bulan belajar membuat gerabah sederhana tampak dipajang di salah satu sudut bengkel kerja. Di bengkel kerja tekstil, para siswa terlihat asyik membuat desain dan gambar. Ada pula yang belajar membatik dengan canting dan malam serta mewarnai.
Mesin jahit dan obras terpasang, menunggu giliran untuk mengantar para siswa belajar memodifikasi kain karya mereka menjadi busana. Contoh karya berupa kain panjang (jarik) dan selendang batik serta contoh busana terpajang di beberapa sudut ruangan. Karya terbaik dipamerkan di galeri komersial.
Bukan tanpa sebab jika SMK Negeri 1 ROTA Bayat membuka dua jurusan yang unik ini. Jurusan keramik bahkan satu-satunya di Kabupaten Klaten. Potensi Bayat sebagai pusat perajin batik tulis dan gerabah meyakinkan pihak donor untuk membuka dua jurusan yang sesuai dengan potensi lokal.
"Di Bayat sudah banyak buruh batik dan keramik. Kita tak perlu lagi menambah jumlah mereka. Anak-anak yang bersekolah di SMK Negeri 1 ROTA Bayat ini yang nanti akan menggunakan sumber daya manusia yang ada untuk keuntungan masyarakat karena akan memotong jalur tengah atau makelar. Buruh batik hanya tahu mendapat upah Rp 10.000. Padahal, dengan boomingbatik, seharusnya mereka bisa dapat lebih dari itu," kata Lily, yang juga Ketua Yayasan Titian yang menjadi mitra Reach Out to Asia (ROTA) di Indonesia.
ROTA adalah salah satu divisi dari Qatar Foundation yang dimiliki keluarga Kerajaan Qatar yang khusus mengurusi program di Asia. ROTA akan menggelontorkan 3 juta dolar Amerika Serikat atau kurang lebih Rp 28,5 miliar untuk pembangunan gedung sekolah dan fasilitasnya, mendatangkan guru-guru tamu, serta pengembangan kurikulum hingga tiga tahun ke depan. Setelah itu diharapkan SMK Negeri 1 ROTA Bayat dapat mandiri lepas landas mencapai cita-citanya memajukan pendidikan dan kehidupan anak-anak di pelosok Bayat.
Selain memberi bekal keterampilan, siswa-siswi SMKN 1 ROTA dibekali pengetahuan kewirausahaan, bahasa Inggris, dan teknologi informasi agar tidak hanya menjadi jago kandang, melainkan mampu pula bersaing di pasar global. Oleh karena itu, laboratorium bahasa dan komputer dengan fasilitas sangat memadai serta perpustakaan dengan 1.500 judul buku dan koleksi audio visual siap mengantarkan para siswa agar tidak ”kuper” menghadapi pergaulan global.
Dengan berbagai program penunjang ini, siswa diharapkan kelak mampu menghasilkan karya seni batik dan keramik yang artistik dan bernilai ekonomis tinggi. Mereka diharapkan menjadi pencipta, bukan sekadar menjadi tukang. Para siswa pun dengan lugas mengatakan bercita-cita menjadi wirausaha, seperti Indriani Asta (15) yang ingin menjadi pengusaha batik.
Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, yang menghadiri peresmian sekolah ini akhir Desember 2009 lalu berharap, pihak lain melalui program corporate social responsibility (CSR)-nya dapat berlomba melakukan hal serupa untuk memajukan pendidikan anak-anak, khususnya di Jawa Tengah. Pembangunan SMKN 1 ROTA disebutnya contoh bagus kerja sama Pemerintah Kabupaten Klaten, yang menyediakan lahan hampir 3 hektar, dengan ROTA dan Titian.
Direktur ROTA Omnia Nour berharap, SMKN 1 ROTA tidak hanya menjadi sekolah biasa, melainkan pusat unggulan (center of excellence) batik dan keramik dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan guru-guru yang kompeten. Pembangunan SMKN 1 ROTA sekaligus ingin menunjukkan bahwa pendidikan adalah hak untuk semua. Anak desa pun tidak kalah dari anak kota jika memiliki akses pendidikan yang sama.
sumber : http://edukasi.kompas.com
http://www.smkn1-rotabayat.sch.id/
http://djogjanesia.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar